| Libur Hari Raya Idul Fitri 19 April s.d 2 Mei 2023 | MTsN 3 Lebak Membuka Pendaftaran Calon Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2023-2024 | Awal Tahun Pelajaran 2023-2024 Akan di laksanakan pada tanggal 17 Juli 2023 (Peserta Didik baru akan melaksankana MATSAMA selama 5 hari)
Anda ada di : Beranda - Blog Guru - METAMORFOSIS RUPA PENDIDIKAN ZAMAN NOW
METAMORFOSIS RUPA PENDIDIKAN ZAMAN NOW
Diterbitkan : Sunday, 13 February 2022
METAMORFOSIS RUPA PENDIDIKAN ZAMAN NOW Hendi Sudarman Guru MTs Negeri 3 Lebak
Sistem pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Perubahan itu di antaranya adalah cara mengkses materi pelajaran, teknik atau model pengajaran guru, dan yang sering dilakukan Pemerintah adalah perubahan kurikulum. Semua perubahan itu, merupakan keniscayaan yang diharapakan mampu memberikan output peserta didik yang memilik karakter dan berdaya saing tinggi. Tentunya ini harus dipahami betul oleh para guru sebagai garda terdepan Pendidikan. Sudah sepatutnya guru yang masih berada di “zona nyaman” atau guru zaman old yang hanya mengajar dengan cara yang begitu-begitu saja, bermetamorfosis menjadi guru zaman now yang memiliki kompetensi baru, yakni kompetensi digital. Apalagi saat pandemi covid-19 seperti ini, yang menuntut guru untuk melakukan perubahan cepat agar peserta didik tetap dapat mendapatkan hak-haknya di tengah pembatasan sosial guna mencegah penularan virus covid-19. Untuk itu, kita sebagai guru, harus tahu perubahan apa saja yang terjadi dalam rupa pendidikan di zaman now? berikut penulis sajikan.
Alat Bantu Belajar Pada zaman dulu, sekitar tahun 1997-2000-an, papan tulis hitam, kapur, dan penggaris kayu masih menjadi benda yang wajib ada di dalam kelas, ketiga benda itu sudah menjadi ciri khas sebuah kelas belajar pada umumnya. Selain itu, buku catatan pelajaran peserta didik hanya menggunakan buku tulis. Namun, di sisi lain, ada zaman sekarang, alat bantu belajar masa kini sudah menggunakan spidol dan papan tulis putih. Bahkan, banyak guru yang menerangkan materi melalui layar proyektor. Untuk di kalangan tertentu, banyak siswa yang sudah menggunakan gawai atau laptop ke sekolah agar dapat mengkases pelajaran materi dengan mudah. Selain itu, banyak sekolah yang sudah memiliki akses internet wifi sehingga makin mempermudah siswa dalam mencari informasi dan pengetahuan melalui internet ini. Mencari informasi tidak melulu harus dari mulut guru lagi, tetapi mereka bisa mencarinya sendiri melalui internet. Selain sangat praktis, perubahan ini mampu membantu peserta didik belajar lebih baik dan lebih detail.
Tujuan Bersekolah Umumnya orang tua menyekolahkan anaknya dengan tujuan dapat mempelajari hal-hal baru yang belum diketahui. Bahkan, mereka punya harapan tinggi agar karakter anak-anaknya dapat terbentuk sihingga dapat mereka bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Nilai karakter ini meliputi tanggung jawab, jujur, sopan santun, dan semangat belajar. Dahulu, hal-hal itulah yang benar-benar ditanamkan oleh guru dan orang tua terhadap peserta ddik. Semakin berkembangnya zaman, peserta didik justru hanya mementingkan nilai yang tercantum pada rapor. Hasil tugas dan ulangan menjadi tolok ukur keberhasilan pendidikan seseorang sehingga muncul istilah “anak yang pintar adalah anak yang mendapat peringkat ke-1”. Padahal, nilai yang tinggi belum tentu mencerminkan kepribadian atau karakter yang baik pula. Idealnya, karekter dan kompetensi pengetahuan penting untuk dimiliki oleh peserta didik.
Kurikulum Indonesia memiliki predikat negara yang paling sering gonta-ganti kurikulum. Selama ini, ada beragam kurikulum yahng pernah diterapakan. Dalam rentang waktu 7 sampai 10 tahun pasti ada perubahan kurikulum, peruabahan kurikulum sangat dinamis selalu mengikuti situasi dan kondisi zaman. Dahulu, salah satu kurikulum yang paling terkenal adalah kurikulum 1994 yang mengangkat istilah CBSA (cara belajara siswa aktif) sistemmnya menerapkan pembelajaran yang menuntut peserta didik cenderung selalu di dalam kelas. Selain itu, guru juga mengejar target berupa materi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Akan tetapi, kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami pelajaran tidak dianggap kegagalan karena hanya merupakan bagian dari proses belajar. Namun, di masa sekarang, kita kerap mengenal kurikulum yang digunakan oleh Kementerian Pendidikan ialah Kurikulum 2013. Pada praktiknya, Kurikulum 2013 meminta siswa untuk selalu proaktif dalam mencari sumber informasi belajar. Buku-buku yang digunakan peserta didik pun menggunakan buku tamatik pada tingkat Sekolah Dasar. Jadi, dalam satu buku cetak sudah memuat beragam bidang studi.
Akses Pelajaran Cara siswa mengkases materi pelajaran pada zaman dulu sangatah terbatas. Selain belajar di kelas, biasanya siswa mengikut kelas tambahan belajar yang dipandu wali kelasnya. Eksistensi lembaga bimbingan belajar atau sanggar belajar sudah ada, tetapi masih sedikit sekali. Mencari tutor yang punya kapasitas dan kredibilitas yang baik juga masih sulit. Terbalik dengan hari ini, akses belajar sudah banyak ditawarkan dengan begitu variatif. Ada bimbingan privat sampai belajar online, harga yang ditawarkan pun bervariasi dari yang ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Peserta didik pun sekarang tidak lagi perlu susah-susah lagi belajar tambahan datang bertatap muka dengan guru, namun mereka tinggal buka gawai atau laptop dan belajar melalu pembelajaran daring sehingga peserta didik merasa terbantu dengan kemudahan akses pelajaran ini.
Sumber Informasi Sumber belajar sangat butuhkan siswa dalam mencari inforamsi untuk mendukung mereka belajar. Tapi sayangnya, pada zaman dahulu sangatlah sulit mendapatkan referensi tambahan untuk memperkaya pengetuannya. Cara satu-satunya adalah membaca buku atau koran. Sebaliknya kini banyak sekali sumber pembelajaran yang bisa didapatkan. Selain buku, siswa juga dapat menonton video, membaca artikel di internet, sampai mengikuti webinar. Topik pembelajrannya juga dapat disesauaikan dengan kebutuhan peserta didik plus diberikan bahan materi dari pihak penyelenggaran kegiatan. Komplit sekali bukan?
Itulah perbandingan Pendidikan zaman old dan zaman now yang haris kita ketahui, terlihat jelas sekali perbedaannya. Sebagai pendidik, kita harus menyikapi perubahan ini dengan tindakan pembaharuan cara pandang kita melihat peserta didik dalam belajar sesuai dengan perkembangan zaman. Guru pun jangan ketinggalan zaman, harus mau belajar hal-hal baru sesuai tuntutan peserta didik zaman now. Seorang guru tidak lagi menjadi pengajar, tapi lebih mengarah ke fasiitator yang memotivasi siswa untuk mencari sumber informasi sendiri.
Beri Komentar